TR DAFTAR Nama 8 Korban Bom Gereja Katedral, Pastor Lihat Pelaku Datangi Gereja| 4 Anak Kena Ledakan.. Satu di antara 8 Korban Bom Gereja Katedral dirawat di RS Akademis Makassar, Minggu (28/3/2021) (T R Ibuntimur/Sayyid) Delapan korban bom bunuh diri di depan pintu gerbang Gereja Makassar dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Akademis, Jl Gunung Gunung Bulu Saraung Makassar, Minggu Halamanini berisi daftar tarekat religius Katolik di Indonesia. Saat ini terdapat lebih dari 100 ordo, tarekat, kongregasi, serikat, dan oblat dari seluruh Indonesia. Nama Resmi Nama Lain Gelar Keterangan 1 Serikat Jesus (Societas Jesu) Yesuit; Jesuit SJ 2 Serikat Xaverian (Pia Societas Sancti Francisci Xaverii Pro Exteris Missionibus) penyusunandaftar nama marga/fam, gelar adat dan gelar bangsawanke an di indonesia yang telah dilakukan mulai dari tahun 20092011 mencakup 24 (dua - puluh empat) provinsi, yaitu : (1) nangroe aceh darussalam, (2) sumatra utara, (3) sumatra barat, (4) riau, (5) kepulauan riau, (6), bengkulu, (7) sumatra selatan, (8) lampung, (9) bangka SEPUTARLAMPUNGCOM - Simak daftar nama pakaian dan rumah adat untuk 37 Provinsi di Indonesia berikut ini. Apa namanya untuk daerah asalmu, sudah tahu? Pakaian adat umumnya dipakai saat kegiatan adat, pernikahan, atau acara lainnya yang dimaksudkan untuk menunjukkan identitas pemakainya. Mengenal10 Pastor Katolik Terpopuler di Indonesia. SEPUTARLAMPUNGCOM - Inilah nama-nama bandara yang ada di 34 provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Bandar Udara atau Bandara disebut juga dengan pelabuhan udara. Bandara adalah tempat untuk melakukan kegiatan penerbangan pesawat sebagai salah satu alat transportasi. Berikutdaftar nama Presiden dan Wakil Presiden Indonesia: Soekarno Soekarno dan Mohhamad Hatta menjabat periode 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967. Namun pada 1 Desember 1956 Mohammad Hatta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Presiden dan setelah itu terjadi kekosongan jabatan. yv99DA. Menurut hasil sensus kependudukan di Australia, terhadap sekitar 80 ribu warga asal Indonesia di sini, dan 29 persen di antara mereka menganut agama Katolik, jumlah terbesar dibandingkan penganut agama jumlah yang besar tersebut, di kota seperti Sydney dan Melbourne sekarang ini beberapa pastur asal Indonesia didatangkan untuk melayani umat asal Indonesia, namun ada juga beberapa pastur lain yang bekerja di gereja tiga orang pastur asal Indonesia dan Australia yang bekerja di sini yang dihubungi oleh wartawan ABC Sastra Wijaya untuk mendengarkan suka duka pelayanan mereka di Buahendri SVD, MelbournePastur Bonifacius Buahendri berasal dari Nusa Tenggara Timur, dan sudah berada di Australia sejak tahun 1999. Dikenal dengan nama akrab Pater Boni, dia sekarang adalah pastur yang khusus melayani umat Katolik asal Indonesia di Melbourne yang dikenal dengan nama KKI Keluarga Katolik Indonesia."Setelah ditahbiskan sebagai imam di tahun 1998, saya kemudian diutus sebagai misionaris untuk melayani umat di Australia sebagai misi dari ordo saya, SVD." kata Pater Boni."Saya dikirim ke sini karena di Australia mulai kekurangan pastur terutama dari ordo kami, dimana banyak pastur yang sudah lanjut usia."Pater Boni kemudian bekerja di gereja lokal yang melayani umat Katolik Australia di negara bagian New South Wales yaitu di Newcastle and di tahun 2014, Boni diangkat untuk mengurusi khusus umat Katolik asal Indonesia di Melbourne, jabatan yang dikenal dengan sebutan chaplaincy di bawah Keuskupan Agung minggu, Pastor Boni akan memimpin misa dalam bahasa Indonesia yang dilakukan di tempat berbeda, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dengan lokasi gereja di Box Hill, Port Melbourne, Melbourne CBD dan didirikan di tahun 1987 dan tahun ini merayakan ulang tahun ke-30, dan menurut Pater Boni, umat asal Indonesia yang berada di Melbourne semakin bertambah dari tahun ke tahun."Dulu awalnya hanya ada misa sekali sebulan, namun sekarang setiap minggu ada misa, jadi 4 kali dalam sebulan. Juga sekarang ada sembilan wilayah dan 2 kategorial, dimana masing-masing mereka juga kadang mengadakan kegiatan sendiri." kata Pater tiga tahun melayani umat Katolik Indonesia di sini, apa yang dilihat oleh Pastur Boni sebagai tantangan yang harus dilakukan umat di sini? "Umat Katolik Indonesia di sini sebenarnya suka berkumpul dan mengadakan pertemuan, asal saja pasturnya juga ikut hadir. Mereka mau melayani sesama . Dari tahun ke tahun saya melihat dalam berbagai misa semakin banyak umat yang hadir." katanya. Namun Pater Boni mengharapkan bahwa kemudian umat Katolik Indonesia di Melbourne ini tidak sekedar berkumpul sesama mereka saja."Saya melihat masih sedikit yang kemudian terlibat dalam kegiatan sosial yang ada di kalangan gereja di lembaga sosial seperti Vinnies atau yang lain."Oleh karena itu, Pater Boni mendesak agar umat di sini agar lebih banyak mengikuti kegiatan di gereja lokal."Kehadiran KKI sebenarnya hanyalah untuk membantu umat untuk lebih terintegrasi ke dalam kehidupan masyarakat Katolik di Australia. Mereka harus lebih aktif di gereja lokal, harus mengenal siapa pastur mereka."John O'Doherty OMI, Adelaide Romo John O'Doherty OMI Foto Istimewa Pastur John O'Doherty adalah rohaniwan yang awalnya berasal dari Australia dan di tahun 1982 ditugaskan oleh Ordonya, OMI untuk melayani umat Katolik di kemudian selama 28 tahun bertugas di berbagai daerah di Pulau Jawa antara lain di Cilacap, Semarang, Yogyakarta dan John demikian dia biasanya dipanggil kemudian kembali ke Australia di tahun 2011 karena kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan yang lebih baik di Australia, dan setelah pernah bertugas di Perth Australia Barat sekarang menjadi pastur pembantu di Gereja St Pius X di Dernandcourt, Adelaide Australia Selatan.Selain melayani gereja lokal, sebulan sekali, Romo John yang fasih berbahasa Indonesia melayani umat Katolik Indonesia yang tergabung di dalam Keluarga Katolik Indonesia Adelaide KKIA."Setiap bulan, di gereja saya ini, saya memimpin misa yang dihadiri oleh sekitar 50-60 orang warga asal Indonesia." kata Romo sebelumnya, umat KKIA ini yang sudah bertemu teratur sebuilan sekali dilayani oleh pastor lokal dengan misa dalam bahasa Inggris. "Ketika saya kembali ke Australia untuk menjalani perawatan kesehatan, saya diberitahu ada komunitas Indonesia dan setelah bertemu beberapa kali saya menawarkan diri untuk melayani mereka." kata Romo John yang sekarang sudah berusia 84 tahun. Iklan Menurut Romo John, berkumpulnya umat Katolik asal Indonesia sekali sebulan merupakan hal yang ideal."Menurut saya dan juga beberapa orang lain, umat Katolik Indonesia tidak seharusnya membentuk sebuah paroki sendiri. Namun pertemuan bulanan bisa menjadi tempat untuk berkumpul bagi mereka, namun setelah itu di minggu-minggu lainnya, mereka ikut misa lokal." kata Romo apa yang dilihat oleh Romo John dalam enam tahun terakhir sejak dia kembali ke Australia adalah semakin banyaknya sumbangan yang diberikan oleh umat Katolik Indonesia ke gereja lokal."Di Adelaide, dalam misa KKIA ada kelompok paduan suara yang terdiri dari anak-anak muda yang juga tampil di gereja lokal di minggu-minggu lainnya. Ini bagus sekali, karena sekarang ini semakin sedikit yang terlibat dalam kegiatan gereja misalnya di bidang musik."Menurutnya, kebiasaan tampil menyanyi di gereja sebagai bagian dari misa/kebaktian sudah dilakukan anggota paduan suara sejak mereka berada di Indonesia."Ketika ada misa guna memperingati masa 50 tahun saya sebagai pastur di gereja lokal saya meminta paduan suara dari umat Indonesia untuk bernyanyi, karena saya ingin menunjukkan apa yang bisa dan sudah mereka lakukan untuk menyemarakkan penyelenggaraan misa di Australia," demikian Romo John O'DohertryMartin Situmorang OFM Cap, Sydney Pastur Martin Situmorang OFM Cap Foto Istimewa Pastur Martin Situmorang berasal dari Sibolga di Sumatera Utara, dan setelah ditahbiskan menjadi pastur di tahun 2009 kemudian ditugaskan oleh ordonya untuk bekerja di Australia, Ordo di Australia di tahun 2011, sekarang dia bekerja di Paroki Good Shepherds Gembala Baik di Plumpton, Sydney, melayani warga Katolik di daerah tersebut dan juga membantu pelayanan di wilayah Keuskupan ditahbiskan menjadi iman, Pastur Martin pernah bertugas di beberapa wilayah di Sumatera Utara diantaranya di Pulau Nias, Sibolga dan di Pastur Situmorang melihat perbedaan antara umat Katolik di Indonesia dan umat Katolik di Australia dari sisi jumlah yang hadir ke gereja setiap minggunya?"Dari sisi jumlah, kita bisa melihat bahwa semakin banyak umat di Indonesia yang datang ke gereja setiap minggunya, sedangkan di Australia yang terjadi justru kebalikannya, jumlah umat yang datang tidak sebanyak dulu lagi." katanya."Umat Katolik di Australia rata-rata sudah memiliki pendidikan, dan berbeda dengan umat di Indonesia, dan karenanya mereka sangat aktif mencari imannya. Mereka tidak sekedar iman buta, tetapi iman yang menuntut pengertian." "Jadi ini bukan lagi seperti di Indonesia, dimana semua apa yang dikatakan pastur adalah vitamin, sementara di sini mereka mengunyah-ngunyah dulu apa yang dikatakan oleh pastur." kata Pastur Martin lagi. Oleh karena itu menurutnya ketika pastor berkotbah dalam misa, maka hal-hal yang disampaikan harus memiliki aspek rasionalitas yang lebih masa lalu, Asia merupakan ladang bagi misi misionaris Kristen dan Katolik yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat, namun dalam beberapa dekade terakhir, yang terjadi adalah keadaan sebaliknya dimana lebih banyak pastur yang berasal dari Asia yang bekerja dan ditempatkan di negara seperti Australia dan umat Kristen di Australia melihat dan menerima para pastor tersebut?"Seperti dikatakan oleh Paus Fransiskus, masa depan gereja memang di Asia dimana pertumbuhan umatnya sangat pesat.""Dulu kita menerima misionaris dari Barat sekarang begitu banyak bahkan ribuan pastor dari Indonesia dan Asia dikirim ke luar negeri," kesannya, menurut Pastur Martin Situmorang, orang Asia dulunya lebih mudah menerima mereka "yang berkulit putih, dan bermata biru" dari pada kebalikannya."Di Australia umat di sini tidak memiliki pandangan yang sama seperti kita di Indonesia dulu melihat pastur dari Barat. Di sini umat tidak memiliki praduga sama sekali, namun mereka dengan pikiran terbuka ingin melihat bagaimana kualitas dari pastor yang datang, tidak melihat warna kilit mereka."Menurutnya, setelah umat mengenal pastor yang melayani mereka, maka kemudian umat akan menerima dan tidak memberikan perbedaan apakah pastur itu berkulit putih atau memiliki warna kulit lain."Mungkin di kalangan pastur Asia yang datang ke sini pada awalnya ada perasaan inferior rendah diri, namun kalau kita bisa membuktikan kita akan diterima." kata Pastur Martin Situmorang. Lihat Artikelnya di Australia Plus CANBERRA, - Australia kekurangan pastor dan pendeta sudah lama menjadi pembahasan di kalangan umat Kristen, hingga mereka harus mendatangkan pemimpin umat dari negara lain, termasuk Indonesia. Salah satunya adalah Pastor Firminus Wiryono SVD asal Nusa Tenggara Timur, yang saat ini bertugas melayani umat Katolik di Emerald, sebuah kota yang terletak sekitar 832 kilometer dari Brisbane, ibu kota negara bagian Yon, nama panggilannya, ditahbiskan menjadi imam di Maumere, Flores pada tahun 2016, kemudian menjadi pastor paroki di Melbourne. Baca juga Pastor Katolik Ini Dibunuh Imigran Rwanda yang Ditolongnya "Saya sudah hampir dua tahun di Queensland dan sekarang melayani empat paroki untuk delapan komunitas di kota-kota kecil di dalam wilayah Emerald," ujar Pastor Yon kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia. Wilayah Emerald hanya memiliki dua pastor yakni Pastor Yon dan seorang lagi asal Vietnam. Padahal sebelumnya, ada lima hingga enam orang pastor yang melayani umat di wilayah ini. Wilayah ini berada di bawah naungan keuskupan Rockhampton, yang sebelumnya memiliki 60 sampai 70 orang, namun Pastor Yon mengatakan pastor yang aktif hanya tinggal 17 orang. Pastor Yon menceritakan pastor Katolik di Australia sebelumnya berketurunan Eropa, seperti Irlandia, Belanda, atau Inggris. Tapi saat ini kebanyakan berasal dari negara di luar benua Eropa seperti Indonesia, India, Vietnam, dan Nigeria. Ia mengatakan, salah satu penyebab berkurangnya minat warga setempat untuk menjadi imam adalah menurunnya jumlah jemaat yang datang ke gereja secara rutin, seperti yang terjadi juga di negara lain. Baca juga Gelar Doa Bersama, 3 Pastor Ditangkap Junta Militer Myanmar "Kondisi Australia yang semakin sekuler, jadi kita lihat yang aktif ke gereja mereka yang sudah lanjut usia," jelasnya. "Generasi di bawah mereka dulunya pernah dibaptis, tapi mereka tidak menjalankan kehidupan sebagai warga Katolik," jelas Pastor Yon. Tak hanya itu, skandal pelecehan seksual di gereja Katolik, termasuk di Australia, semakin menyulitkan situasi, menurut Pastor Yon. Tapi ia masih optimistis dengan masa depan gereja di Australia. "Tergantung bagaimana kita sekarang melakukan penyebaran kembali ajaran Kristen ke anak-anak muda, ke sekolah-sekolah Katolik." Mulai tahun depan ia akan pindah dari Emerald untuk lebih banyak terlibat dalam pembinaan imam di kalangan anak muda Katolik. Baca juga Jatuh Cinta, Seorang Pastor di Italia Mengundurkan Diri Perbedaan melayani di Indonesia dan Australia ABC INDONESIA Umat Kristen dari berbagai latar belakang budaya di Heidelberg Presbyterian Church di Melbourne. Pastor Aloysius Lamere MSC, akrab dipanggil Pastor Alo, sudah hampir 11 tahun bertugas melayani umat Katolik di Sydney dan Melbourne. Sudah hampir 30 tahun Pastor Alo yang berasal dari Maluku ini mengabdi menjadi imam, dengan pengalaman bertugas di Karanganyar Jawa Tengah, Jakarta, Kiribati, hingga Fiji. Sejak Februari lalu, Pastor Alo melayani umat di Paroki St Thomas di Blackburn, Melbourne. "Karena saya sudah terbiasa melayani dan belajar dari pastor lain di Australia, ketika saya pulang ke Indonesia, cara saya melayani sangat berbeda dengan pastor lain di Indonesia," katanya. Menurut Pastor Alo, banyak umat gereja di Indonesia memandang imam sebagai tokoh yang pendapatnya harus didengar sepenuhnya. "Di negara berkembang, pastor itu orang yang harus ditinggikan, harus dipatuhi, sementara di negara seperti Australia, pastor itu dianggap sebagai salah satu anggota masyarakat saja." Baca juga 5 Pastor dan 2 Biarawati Diculik di Haiti, Pelaku Minta Tebusan Rp 14 Miliar "Imam di sini tidak punya posisi yang lebih tinggi dibandingkan yang lain." Dari pengalamannya, kebanyakan umat Katolik di Australia tidak terlalu menuntut pastor untuk bisa lebih dari mereka, meski membutuhkan pastor. Tak hanya itu, ada pula perbedaan dengan materi khotbah."Di Indonesia kalau kita berkotbah, umat mengharapkan pastornya memberikan jalan, atau petunjuk mengenai kehidupan." "Sementara di sini kita hanya memberikan pendapat kita saja." Baca juga Aksinya Kentut di Wajah Jemaat Viral, Pastor Ini Mengaku Sedang Tunjukkan Mukjizat Gereja dengan jemaat beragam budaya ABC INDONESIA Pastor Aloysius Lamere dalam acara pembaptisan bayi di gereja. Pendeta Ignatius Bagoes Seta asal Surabaya, Jawa Timur, sudah menjadi pendeta Gereja Presbiterian di kawasan Heidelberg, Melbourne sejak 2017. Ia menceritakan keberagaman etnis jemaatnya, ada yang berasal dari Eropa juga Asia, seperti India dan China. "Kami tidak pernah membagi jemaat menjadi kebaktian sendiri, melainkan semua duduk di satu kebaktian." "Dengan demikian kami melihat identitas kami sebagai gereja multi-etnis," katanya kepada ABC Indonesia. Tapi ia mengatakan gereja Protestan, seperti Presbiterian tidak mengalami kekurangan pendeta. "Masih banyak pendeta lokal dan calon pendeta lokal yang menjalani pendidikan, dan dipersiapkan untuk pelayanan." Baca juga Kejutkan Umatnya, Pastor Ini Putar Musik Rap Saat Pimpin Ibadat Online "Fenomena pendeta atau pastor dari negara Asia yang melayani di sinode kami murni karena panggilan dan bukan karena kurangnya tenaga lokal," katanya. Pendeta Bagoes Seta sebelumnya pernah bertugas selama delapan tahun di Indonesia sejak menjadi pendeta pada 2002. "Perbedaan utama adalah pendekatan kepada jemaat," ujarnya. "Kita bisa menyampaikan hal yang sama, yakni berita Injil Kristus, tetapi dalam cara penyampaian dan penguraian itu yang perlu berbeda, contoh utama adalah ilustrasi yang diberikan." Ia juga mengatakan banyak pengkhotbah dari luar Australia yang memandang "enteng" masalah ini, misalnya menerjemahkan humor dari negara asal tapi kemudian mendapatkan reaksi yang berbeda. Baca juga Paus Fransiskus Sebut Wanita Boleh Jadi Lektor tapi Tetap Tidak Bisa sebagai Pastor Memenuhi panggilan spiritual Ferdinand Haratua yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pernah bekerja di bidang pemasaran iklan, sebelum memutuskan melanjutkan pendidikan di Australia. Ia meninggalkan pekerjaannya untuk belajar teologi kemudian di tahun 2018 mendirikan gereja bernama Rock City di kawasan Nunawading, sekitar 25 kilometer dari pusat kota Melbourne. Gerejanya adalah bagian dari Gereja Baptis Australia dengan jumlah jemaat 30-50 orang yang berlatar belakang etnis berbeda. "Ada orang Australia kulit putih, ada juga dari Indonesia, Vietnam, Malaysia. Mereka multi-etnis, sama seperti masyarakat Australia saat ini," katanya. Ferdinand mengaku merasa terpanggil untuk menjadi pelayan gereja setelah mengamati adanya kebutuhan spiritual dari warga di Australia. Baca juga Kejutkan Umatnya, Pastor Ini Putar Musik Rap Saat Pimpin Ibadat Online "Dari pengalaman saya sendiri ada teman kerja yang bunuh diri, banyak orang yang mengalami kecemasan, depresi dalam hidup mereka, padahal dari sisi materi mereka tidak kekurangan, rumah besar, mobil ada, karier bagus," katanya. Ia mengaku tidak keberatan jika penghasilannya saat ini hanya seperempat dari apa yang diperolehnya ketika bekerja di bidang pemasaran dan periklanan. "Tapi saya merasa puas dengan apa yang saya lakukan sekarang bisa menjadi bagian Tuhan untuk membantu yang lain," kata Ferdinand. "Jadi pendeta juga banyak tantangan, karena hidup itu tidak pernah berhenti," tambahnya. Ia mengatakan berbeda dengan saat masih bekerja kantoran yang bisa pulang ke rumah dan berhenti berpikir soal pekerjaan. Menurutnya hidup jemaat menghadapi berbagai masalah dan saat itulah ia harus memainkan perannya. Baca juga Paus Fransiskus Sebut Wanita Boleh Jadi Lektor tapi Tetap Tidak Bisa sebagai Pastor Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. dunia Kekristenan banyak kita jumpai di laman media sosial kita, terdapat penyampaian rohani, baik itu berupa pujian, penyampaian firman dan sharing rohani Kristen lainnya. Inilah perkembangan zaman yang mengharuskan manusia beradaptasi dengan kemajuan zaman. Hal ini juga dilakukan oleh beberapa Pendeta terkenal di Indonesia, mereka memanfaatkan media sosial untuk memberitahkan Firman, melalui pujian, kebaktian Rohani, serta Tanya jawab satu media sosial yang paling popular digunakan untuk memberitahkan Firman adalah Youtube. Banyak sekali Pendeta-pendeta terkenal yang mempublikasikan diri serta khotbahnya di tahukah anda siapa sajakah Pendeta dengan Subscribe terbanyak pada channel Youtubenya. Berikut ini sepuluh Pendeta Indonesia dengan Subscribe atau pengikut terbanyak di media sosial Youtube berdasarkan data terbaru tahun Pendeta Henny KristianusHenny Kristianus adalah pendiri Tangan Pengharapan, sebuah lembaga sosial yang berdiri untuk membantu dan membiayai pendidikan 4000 anak-anak dan kaum termarjinal di 50 daerah di tanah sang suami Yohanes Kristianus mereka terus mengulurkan tangan bagi anak-anak miskin yang tidak bisa mengecap dunia pendidikan formal di tanah air. Perjalanan Henny dalam pelayanan yang disajikan secara media sosial tergolong paling signifikan pengaruhnya! Pada saat ini atau pada tepatnya pada tahun 2022 jumlah pengikut atau Subscribe channel Pendeta Heni Kristianus tembus 934 Ribu, jumlah inilah yang membuatnya ada pada posisi pertama Pendeta dengan pengikut terbanyak di media sosial Pendeta Philip Mantofa Philip Mantofa adalah seorang Pendeta muda yang banyak memberikan motivasi bagi orang Kristen, saat ini ia melayani di Gereja Mawar Sharon dari tahun 1998. Selain itu ia juga kini menjadi pembicara di ratusan Kebaktian Kebangunan Rohani KKR di dalam negeri, dan di luar negeri. Pada saat ini, pengikut Pendeta Philip Mantofa di media sosial Youtube di atas 888 Ribu Subscribe, data inilah yang membuat Philip Mantofa menduduki peringkat ke Pendeta Gilbert Lumoindong Pendeta yang terbiasa tampil dengan gaya mewah ini, merupakan seorang pendeta asal Indonesia. Ia terkenal sebagai salah satu pembawa acara “Penyegaran Rohani Agama Kristen” di RCTI pada tahun 1992-1997. Pada usia 17 tahun Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen. Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada tahun 1990. Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia. Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre. Saat ini jumlah pengikut dari media sosial Youtube yang dimiliki oleh Pendeta terkenal ini kurang lebih 800 Ribu Subscribe. Jumlah inilah yang membuat Pendeta Gilbert berada diposisi ketiga pendeta dengan pengikut terbanyak di Pastor Andi SimonPastor Andi simon merupakan Pastor jalanan yang pergi ke tempat-tempat umum untuk melaksanakan pelayanan serta doa Rumah sakit, penjara, dan pasar. Berbagai jenis penyakit yang didoakan oleh Andi Simon selalu mengalami kesembuhan yang sekali video-video penyembuhannya yang telah beredar di berbagai media sosial. Kini Pastor Andi Simon mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan doa ilahi yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit manusia, kini pengikut Andi Simon di media sosial Youtube sangatlah banyak, kurang lebih 618 Ribu Subscribe atau pengikut. 5. Pastor Yusuf ManubuluPastor Manubulu merupakan Pastor yang paling aktif di media sosial Youtube, hal ini dibuktikan dengan jumlah video yang telah diuploud pada channelnya Yusuf video yang telah diuploud kurang lebih video, dan kebanyakan semua videonya berupa kesaksian para murtad yang percaya Yesus. Kini pengikut atau jumlah Subscribe channel Yusuf Manubulu berjumlah 407 Ribu. angka inilah yang membuat Pastor Yusuf menduduki peringkat 5 Pendeta dengan pengikut terbanyak di media sosial Pendeta Esar Alfred Soru Siapakah yang tidak kenal dengan Pendeta Esra Alfred Soru, seluruh Indonesia yang beragama Kristen pasti telah mengetahui Pendeta satu ini. Pendeta yang dikenal sebagai pemberani, kini telah menjadi seorang apologetika Kristen yang terkenal di Indonesia bahkan dunia. Bahkan khotbah yang dilakukan sangat berbeda dengan khotbah Pendeta-pendeta lainnya, dimana dilangsungkan sesi Tanya jawab. Lewat keberanian dan kepintarannya, kini Pendeta Esra Soru memiliki pengikut di media sosial Youtube kurang lebih 403 Ribu Subscribe. Jumlah ini akan terus bertambah karena setiap hari video terus diuploud dari channel Pendeta Esra Pendeta Mell AtockPendeta Mell Atock, merupakan Pendeta yang berasal dari daerah Kupang. Ia merupakan pendiri Universal Youth yang menghimpun kaum muda dari berbagai gereja di Indonesia. Seperti Kristen Protestan, Pentakosta, Kharismatik, dan Katolik. Siapa sangka Pendeta ini dahulunya merupakan seseorang yang jauh dari Yesus, dimana pernah memakai narkoba, penjudi, pemabuk, pernah menikam orang, bahkan sering masuk keluar sel tahanan. Namun kini Pendeta Mell Atock sangat terkenal karena banyak sekali video khotbahnya telah disaksikan oleh banyak orang. Bahkan jumlah video khotbah yang telah diuploud dalam channel Youtubenya 800 video dan pengikut atau Subscribe kurang lebih 372 Pendeta Saifudin IbrahimMantan penganut agama muslim ini, kini menjadi seorang Pendeta terkenal di Indonesia akibat keberaniannya membongkar isi ajaran agama dahulunya. Sempat dipenjara namun kini tetap memberithakan Firman Tuhan setiap saat dan dimanapun. Kini Pendeta murtad ini memiliki pengkut dimedia sosial Youtube lebih dari 200 Ribu Subscribe dengan jumlah video yang telah diuploud kurang lebih 528 video dan akan terus mengalami peningkatan setiap Muhammad Kece Siapakah yag tidak mengetahui Muhammad Kece. Dia adalah seorang muslim yang kini percaya Yesus, karena baginya ajaran dahulunya hanyalah dongeng belaka, tidak ada kepastian yang kekal. Namun kini Muhammad Kece ada dalam tahahan kepolisan kerana dituduh menyebarkan berita kebencian yang bisa menimbulkan pertikaian antara umat beragama. Satu hal yang dibanggakan dari Muhammad Kece adalah soal keberaniannya, akibat keberaniannya kini pengikut dari media sosial Youtube milikinya kurang lebih 200 Ribu dengan jumlah video yang sudah diuploud 452 Ps. Joshua Tewuh Ps Josua Tewu merupakan salah satu tokoh Kristen berpengaruh di Indonesia, berkat kemampuan menafsirkan ayat alkitab dan pemahaman yang luas tentang ajaran pada belakangan ini banyak ajaran dari Joshua Tewuh ditantang oleh para hamba-hamba Tuhan ini membuat pengikut Ps. Joshua Tewuh semakin berkurang, dibuktikan dengan jumlah pengikut pada channel Youtubenya yaitu "KALAM KRISTUS".Saat ini total jumlah pengikut pada channelnya kurang lebih 159 Ribu dengan video yang telah diuploud adalah 284 itu dia sepuluh Pendeta terkenal di Indonesia dengan pengikut atau Subscribe terbanyak di media sosial Youtube. Satu hal yang harus dingat bahwa data ini tidaklah menetap, artinya bahwa setiap waktu akan terus mengalami peningkatan yang biasa saja terjadi perubahan posisi kasih telah membaca semoga bermanfaat informasinya bagi kita semua. Tuhan Yesus yang mempunyai hidup ini memberkati kita semua. Amin. - Australia kekurangan pastor dan pendeta sudah lama menjadi pembahasan di kalangan umat Kristen, hingga mereka harus mendatangkan pemimpin umat dari negara lain, termasuk Indonesia. Salah satunya adalah Pastor Firminus Wiryono SVD asal Nusa Tenggara Timur, yang saat ini bertugas melayani umat Katolik di Emerald, sebuah kota yang terletak sekitar 832 kilometer dari Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland. Pastor Yon, nama panggilannya, ditahbiskan menjadi imam di Maumere, Flores pada tahun 2016, kemudian menjadi pastor paroki di Melbourne. "Saya sudah hampir dua tahun di Queensland dan sekarang melayani empat paroki untuk delapan komunitas di kota-kota kecil di dalam wilayah Emerald," ujar Pastor Yon kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia. Wilayah Emerald hanya memiliki dua pastor, yakni Pastor Yon dan seorang lagi asal Vietnam. Padahal sebelumnya ada lima hingga enam orang pastor yang melayani umat di wilayah ini. Wilayah ini berada di bawah naungan keuskupan Rockhampton, yang sebelumnya memiliki 60 sampai 70 orang, namun Pastor Yon mengatakan pastor yang aktif hanya tinggal 17 orang. Pastor Yon menceritakan pastor Katolik di Australia sebelumnya berketurunan Eropa, seperti Irlandia, Belanda, atau Inggris. Tapi saat ini kebanyakan berasal dari negara di luar benua Eropa, seperti Indonesia, India, Vietnam, dan Nigeria. Ia mengatakan salah satu penyebab berkurangnya minat warga setempat untuk menjadi imam adalah menurunnya jumlah jemaat yang datang ke gereja secara rutin, seperti yang terjadi juga di negara lain. "Kondisi Australia yang semakin sekuler, jadi kita lihat yang aktif ke gereja mereka yang sudah lanjut usia," jelasnya. "Generasi di bawah mereka dulunya pernah dibaptis, tapi mereka tidak menjalankan kehidupan sebagai warga Katolik," jelas Pastor Yon. Tak hanya itu, skandal pelecehan seksual di gereja Katolik, termasuk di Australia, semakin menyulitkan situasi, menurut Pastor Yon. Tapi ia masih optimis dengan masa depan gereja di Australia. "Tergantung bagaimana kita sekarang melakukan penyebaran kembali ajaran Kristen ke anak-anak muda, ke sekolah-sekolah Katolik." Mulai tahun depan ia akan pindah dari Emerald untuk lebih banyak terlibat dalam pembinaan imam di kalangan anak muda Katolik. Perbedaan melayani di Indonesia dan AustraliaPastor Aloysius Lamere MSC, akrab dipanggil Pastor Alo, sudah hampir 11 tahun bertugas melayani umat Katolik di Sydney dan Melbourne. Sudah hampir 30 tahun Pastor Alo yang berasal dari Maluku ini mengabdi menjadi imam, dengan pengalaman bertugas di Karanganyar Jawa Tengah, Jakarta, Kiribati hingga Fiji. Sejak bulan Februari lalu, Pastor Alo melayani umat di Paroki St Thomas di Blackburn, Melbourne. "Karena saya sudah terbiasa melayani dan belajar dari pastor lain di Australia, ketika saya pulang ke Indonesia, cara saya melayani sangat berbeda dengan pastor lain di Indonesia," katanya. Menurut Pastor Alo, banyak umat gereja di Indonesia memandang imam sebagai tokoh yang pendapatnya harus didengar sepenuhnya. "Di negara berkembang, pastor itu orang yang harus ditinggikan, harus dipatuhi, sementara di negara seperti Australia, pastor itu dianggap sebagai salah satu anggota masyarakat saja." "Imam di sini tidak punya posisi yang lebih tinggi dibandingkan yang lain." Dari pengalamannya, kebanyakan umat Katolik di Australia tidak terlalu menuntut pastor untuk bisa lebih dari mereka, meski membutuhkan pastor. Tak hanya itu, ada pula perbedaan dengan materi khotbah. "Di Indonesia kalau kita berkotbah, umat mengharapkan pastornya memberikan jalan, atau petunjuk mengenai kehidupan." "Sementara di sini kita hanya memberikan pendapat kita saja." Gereja dengan jemaat beragam budayaPendeta Ignatius Bagoes Seta asal Surabaya, Jawa Timur, sudah menjadi pendeta Gereja Presbiterian di kawasan Heidelberg, Melbourne sejak tahun 2017. Ia menceritakan keberagaman etnis jemaatnya, ada yang berasal dari Eropa juga Asia, seperti India dan China. "Kami tidak pernah membagi jemaat menjadi kebaktian sendiri, melainkan semua duduk di satu kebaktian." "Dengan demikian kami melihat identitas kami sebagai gereja multi-etnis," katanya kepada ABC Indonesia. Tapi ia mengatakan gereja Protestan, seperti Presbiterian tidak mengalami kekurangan pendeta. "Masih banyak pendeta lokal dan calon pendeta lokal yang menjalani pendidikan, dan dipersiapkan untuk pelayanan." "Fenomena pendeta atau pastor dari negara Asia yang melayani di sinode kami murni karena panggilan dan bukan karena kurangnya tenaga lokal," katanya. Pendeta Bagoes Seta sebelumnya pernah bertugas selama delapan tahun di Indonesia sejak menjadi pendeta di tahun 2002. "Perbedaan utama adalah pendekatan kepada jemaat," ujarnya. "Kita bisa menyampaikan hal yang sama, yakni berita Injil Kristus, tetapi dalam cara penyampaian dan penguraian itu yang perlu berbeda, contoh utama adalah ilustrasi yang diberikan." Ia juga mengatakan banyak pengkhotbah dari luar Australia yang memandang "enteng" masalah ini, misalnya menerjemahkan humor dari negara asal tapi kemudian mendapatkan reaksi yang berbeda. Memenuhi panggilan spiritualFerdinand Haratua yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, pernah bekerja di bidang pemasaran iklan, sebelum memutuskan melanjutkan pendidikan di Australia. Ia meninggalkan pekerjaannya untuk belajar teologi kemudian di tahun 2018 mendirikan gereja bernama Rock City di kawasan Nunawading, sekitar 25 kilometer dari pusat kota Melbourne. Gerejanya adalah bagian dari Gereja Baptis Australia dengan jumlah jemaat 30-50 orang yang berlatar belakang etnis berbeda. "Ada orang Australia kulit putih, ada juga dari Indonesia, Vietnam, Malaysia. Mereka multi-etnis, sama seperti masyarakat Australia saat ini," katanya. Ferdinand mengaku merasa terpanggil untuk menjadi pelayan gereja setelah mengamati adanya kebutuhan spiritual dari warga di Australia. "Dari pengalaman saya sendiri ada teman kerja yang bunuh diri, banyak orang yang mengalami kecemasan, depresi dalam hidup mereka, padahal dari sisi materi mereka tidak kekurangan, rumah besar, mobil ada, karier bagus," katanya. Ia mengaku tidak keberatan jika penghasilannya saat ini hanya seperempat dari apa yang diperolehnya ketika bekerja di bidang pemasaran dan periklanan. "Tapi saya merasa puas dengan apa yang saya lakukan sekarang bisa menjadi bagian Tuhan untuk membantu yang lain," kata Ferdinand. "Jadi pendeta juga banyak tantangan, karena hidup itu tidak pernah berhenti," tambahnya. Ia mengatakan berbeda dengan saat masih bekerja kantoran yang bisa pulang ke rumah dan berhenti berpikir soal pekerjaan. Menurutnya hidup jemaat menghadapi berbagai masalah dan saat itulah ia harus memainkan perannya. O crescimento do número de pessoas que se declaram evangélicas está cada vez maior, e para tantas ovelhas, se faz necessário muitos pastores para cuidar de todo esse rebanho. Pesando nisso, a título de curiosidade, listamos os pastores famosos de maior destaque no Brasil. Grandes igrejas e seus grandes líderes, tem cada vez mais obtido destaque em meio ao público evangélico fama e sucesso. Recentemente, a grande mídia passou a noticiar os acontecimentos do meio evangélico, e assim os pastores e líderes tem cada vez mais, ganho espaço na mídia. Pastores famosos e os evangélicos O número de evangélicos no Brasil, tem ganhado destaque por conta de seus índices. Os evangélicos no País passaram de 2,6% para 15,4%, enquanto a proporção de católicos caiu de 95% para 73,62%. As religiões que mais avançaram está em meio aos fiéis de orientação pentecostal. Nesses 60 anos, as religiões pentecostais avançaram principalmente no Norte e Centro-Oeste do País. No Norte, o percentual de evangélicos passou de 1,1% para 19,8% e no Centro-Oeste, de 1,5% para 18,9%. Muito se discute, sobre a atuação dos evangélicos como forma de transformação social. Por muitas vezes não se tem visto uma ação, porém algumas igrejas no Brasil crescem assustadoramente. Seja na internet, ou em seus templos espalhados pela Brasil alguns líderes acabam se destacando. Assim, conheça agora o top 10 de dos pastores famosos e de sucesso no país. Pastor Silas Malafaia Assembléia de Deus Vitória em Cristo Bispo Edir Macedo Igreja Universal do Reino de Deus – IURD Apóstolo Estevam Hernandes Igreja Apostólica Renascer em Cristo Missionário RR Soares Igreja Internacional da Graça de Deus Apóstolo Valdemiro Santiago Igreja Mundial do Poder de Deus – IMPD Pastor Marco Feliciano Assembléia de Deus Apóstolo Renê Terra Nova Ministério Internacional da Restauração – MIR Pastor Ricardo Gondim Igreja Assembléia de Deus Betesda Missionário David Miranda Igreja Pentecostal Deus é Amor Pastor Márcio Valadão Igreja Batista da Lagoinha – IBL

daftar nama pastor di indonesia